Perkembangan
Islam di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku juga terjadi melalui
jalur perdagangan. Perkembangan Islam di daerah ini semakin cepat karena
peran putra-putra daerah ini menuntut ilmu agama Islam ke Jawa. Ketika
pulang mereka menjadi ulama yang menyebarkan agama di daerahnya.
Perkembangan Islam di wilayah ini ditandai dengan berdirinya kerajaan
Islam seperti Kesultanan Kutai Kertanegara, Ternate, dan Kerajaan
Gowa-Tallo. Beberapa tokoh dari sejarah perkembangan Islam di
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku antara lain sebagai berikut.
a. Dato ri Bandang dan kawan-kawan
Makam Dato ri Bandang |
Ada tiga
mubalik asal Minangkabau yang merintis penyebaran Islam di Sulawesi
Selatan. Mereka adalah Dato ri Bandang (Abdul Makmur Khatib Tunggal),
Dato ri Patimang (Sulaiman Khatib Sulung), dan Dato ri Tiro (Jawad
Khatib Bungsu). Dato ri Bandang bersama dengan Dato Suleman datang ke
Kerajaan Gowa-Tallo untuk menyiarkan agama Islam. Mereka berdua dengan
giat mengenalkan agama Islam dan seluk-beluknya kepada masyarakat
setempat. Lambat laun, banyak masyarakat yang tertarik memeluk agama
Islam. Setelah masuk Islam Sultan Gowa tersebut bergelar Sultan
Alauddin.
b. Sultan Alauddin
Sultan
Alauddin adalah raja Gowa ke-14. Beliau adalah raja Gowa pertama yang
memeluk agama Islam. Beliau masuk Islam bersamaan dengan raja Tallo.
Raja Tallo tersebut sekaligus menjadi Mangkubumi Kerajaan Gowa. Setelah
masuk Islam, raja Tallo itu dinamai Sultan Abdullah Awwal al-Islam.
SetelahSultan Alauddin dan Mangkubuminya Sultan Abdullah Awwal al-Islam
masuk Islam, berangsur-angsur rakyat Gowa-Tallo juga di-islamkan. Sultan
Alauddin juga berusaha menyebarkan Islam ke kerajaan tetangganya.
Kerajaan-kerajaan yang berhasil di-islam-kan antara lain Kerajaan
Soppeng (1607), Wajo (1610), dan Bone (1611). Beliau masih melanjutkan
penyebaran Islam ke Buton, Dompu (Sumbawa), dan Kengkelu (Tambora,
Sumbawa).
c. Tuan Tunggang Parangan
Tuan
Tunggang Parangan adalah ulama yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan
Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur. Awalnya di kerajaan ini ada dua
ulama yang melakukan siar agama Islam yaitu Tuan Tunggang Parangan dan
Dato ri Bandang. Namun setelah beberapa lama, Dato ri Bandang kembali ke
Makasar (Kerajaan Gowa- Tallo) melanjutkan siar yang telah beliau
rintis di sana. Tuan Tunggang Parangan tetap tinggal di Kutai. Berkat
ajaran Tuan Tunggang Parangan, Raja Aji Mahkota memeluk Islam. Hal itu
diikuti oleh putranya, Ai Di Langgar, yang menggantikan kedudukannya.
Keislaman Raja Mahkota diikuti juga oleh pangeran, hulubalang, dan
seluruh rakyat Kutai. Penduduk yang enggan masuk Islam semakin terdesak
masuk ke pedalaman. Kerajaan Kutai Kertanegara berganti nama menjadi
Kesultanan Kutai Kertanegara. Ajaran Islam berkembang pesat di
kesultanan ini. Raja memberlakukan undang-undang kesultanan yang
berpedoman pada ajaran Islam.
d. Sultan Zainal Abidin
Zainal
Abidin adalah raja Kerajaan Ternate (1486-1500). Beliau pernah pergi ke
Giri, untuk belajar agama Islam. Ketika kembali dari Giri, beliau
berusaha memasukkan ajaran Islam dalam pemerintahannya. Beliau juga
berusaha memperluas pengajaran Islam untuk rakyat. Beliau mendirikan
pesantren dan mendatangkan guru-guru (ulama) dari Jawa. Selain itu,
Zainal Abidin juga berusaha menyebarkan Islam lewat ekspansi
kekuasaannya.
http://megalamath.blogspot.com/2012/09/tokoh-tokoh-sejarah-islam-di-kalimantan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar